- Operasi Pencarian Sriwijaya Air SJ-182 Resmi Dihentikan
- Uang Pensiun PNS Bakal Lebih Besar, Ini Bocorannya
- Pelaku Pelecehan Seksual kepada Istri Isa Bajaj Terancam 10 Tahun Penjara
- Biden Resmi Menjabat, RI Berharap Hubungan dengan AS Menguat
- Jadi Kapolri, Listyo Sigit Diyakini Langsung Bergerak Cari Kabareskrim Baru
- Rencana Listyo Sigit Hapus Tilang di Jalan Mendapat Respons Positif
- Muncikari Penjual Janda secara Online Diringkus di Banyuwangi
- Keponakan Luhut Calon Kuat Bos SWF Dana Abadi RI
- 3 Petinggi Sunda Empire Tetap Divonis 2 Tahun Penjara
- Dalami Suap Proyek di Indramayu, KPK Panggil 4 Legislator Jawa Barat
- Dugaan Korupsi di PG Djatiroto PTPN XI Jember Masuk Tahap Penyidikan
- MAKI Lacak Harun Masiku di Dua Negara, Minta KPK Terbitkan Red Notice
- BMKG Sebut Gempa Dahsyat Sulut 7,1 SR Akibat Subduksi Lempeng Filipina
- Klarifikasi Kasus Pencemaran Nama Baik, 1 Wartawan Dipanggil Ditreskrimum Polda Jabar
- 25 Tapping Box Dipasang di Rumah Makan dan Restoran, Hindari Kebocoran Pajak
Strategi Menghasilkan Karya Apik Bagi Fotografer Pemula

Fotografi belakangan ini menjadi hobi baru yang digandrungi oleh berbagai kalangan mulai dari remaja hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Media sosial dan hadirnya ponsel pintar (smartphone) turut andil dalam perkembangan popularitas fotografi saat ini. Nampaknya fotografi telah melekat sebagai salah satu atribut "keren" bagi siapapun yang mahir di dalamnya. Bahkan para fotografer seperti tidak memiliki limitasi untuk terus menghasilkan karya terbaik versi mereka.
Lalu bagaimana menciptakan sebuah karya apik sehingga dapat dinikmati? Apakah strategi yang perlu dimiliki utamanya bagi fotografer pemula agar bidikannya indah dan bermakna? Memang nampaknya fotografi hanya tentang keahlian membidik objek menggunakan lensa, namun ternyata lebih dari itu. Menggeluti fotografi memerlukan komitmen yang kuat tanpa keterpaksaan untuk terus belajar.
Pertama dan paling utama yang perlu dipahami adalah pakem dari ilmu foto beserta tekniknya. Memperbanyak riset dan refrensi foto (hasil jepretan fotografer ahli bisa melalui website foto, artikel, youtube, pinterest) itu penting sebagai gambaran nantinya akan memotret apa dan bagaimana.
Baca Lainnya :
- Komunitas IC4RD, Wadah Edukasi Orangtua dengan Anak Berpenyakit Langka0
- Bereskan Tumpukan Mobil, Ini Karya Komunitas Otomotif0
- Komunitas 1001 Buku, \'Memulung\' Buku sambil Menyebarkan Ilmu0
- 3 Manfaat Donor Darah, Juga Menghilangkan Stres 0
Karena fotografi memiliki banyak genre, mendalami satu genre yang paling disukai akan memudahkan proses belajar fotografer pemula. Teknik dasar yang perlu dikuasai fotografer adalah segitiga exposure, komposisi, dan pencahayaan (lighting). Ketiga komponen ini adalah prasyarat menghasilkan foto yang bagus. Sehingga catatan penting untuk memulai fotografi adalah tahu ilmu fotografi, perbanyak riset, dan genre apa yang akan didalami nantinya.
Setelah memahami ilmu dan tekniknya, seorang fotografer harus mengenal dan paham cara menggunakan kamera. Tidak perlu memaksakan untuk membeli kamera mahal dengan fitur canggih hanya karena mengikuti trend dan prestige. Hal yang lebih penting adalah menguasai semua tombol di kamera, paham fungsinya, dan tahu bagaimana menggunakannya.
Berbekal riset yang telah dilakukan sebelumnya, segitiga exposure adalah teknik dasar yang harus dikuasai. Segitiga exposure berisi tiga elemen dasar yaitu aperture, shutter speed, dan ISO yang ketiganya saling berkaitan untuk mempengaruhi cahaya yang ditangkap oleh lensa. Maka dari itu bagian penting pertama yang harus dikuasai oleh fotografer adalah tombol aperture, shutter speed, dan ISO.
Mengubah salah satu dari tiga elemen segitiga exposure akan mempengaruhi elemen lainnya, sehingga perlu banyak memotret agar sensitivitas mata terlatih dengan melihat hasil bidikan kamera menggunakan kombinasi aperture, shutter speed, dan ISO yang berbeda.
Memiliki teman diskusi juga penting. Sebagai pendatang baru, tentunya saran dan masukan sangat perlu sehingga belajar fotografi menjadi terarah. Jika tidak terbiasa dengan komunitas yang besar, maka bisa dengan beberapa orang saja.
Berkumpul dengan sesama fotografer akan membantu untuk mengevaluasi kekurangan hasil foto sebelumnya dan mendapat feedback untuk perbaikan. Teman diskusi juga penting untuk membantu menuangkan ide-ide yang ada. Foto yang baik dan bisa dinikmati tidak lahir dari proses yang instan, oleh sebab itu butuh komitmen yang kuat untuk terus belajar, berlatih, dan mengevaluasi setiap hasil foto.[]