- BBPLK Bandung Targetkan Minimal 70 Persen Peserta Pelatihan Terserap oleh Industri
- Kejati Banten Usut Dugaan Penyunatan Dana Hibah Ponpes Rp 117 Miliar
- Proyek Bersama Korsel-Indonesia, Jet Tempur KF-21 Resmi Meluncur
- Tak Pernah Digaji Majikan 18 Tahun, PMI Kabupaten Bandung Diungsikan ke KJRI Jeddah
- Siswa Antusias Mengikuti Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Di Majalengka
- Buruh di Karawang Polisikan Bos WN Jepang Atas Dugaan Penganiayaan
- 5 Pintu Gerbang Utama Jawa Barat Ini Dijaga Ketat, Pasca Mudik Dilarang
- Ridwan Kamil Lantik Dedi Taufik Jadi Penjabat Bupati Bandung
- Cegah Sahur On The Road, Disdik Jabar Arahkan Pelajar SMA Ikut Pesantren Kilat
- Sakit Hati Ditinggal Menikah, Ayah Kandung Culik Dan Siksa Anaknya
- 1 Buronan Terduga Teroris Jakarta Serahkan Diri ke Polisi
- 3 Gadis Cantik Warga Negara Uzbekistan Dijajakan di Bali
- Petugas Damkar Depok Bongkar Dugaan Korupsi di Tempatnya Bekerja
- Kota Bandung Bakal Gelar Sekolah Tatap Muka Bagi Siswa SD dan SMP
- BLT UMKM Rp1,2 Juta Tetap Disalurkan di Bulan Puasa
Strategi Menghasilkan Karya Apik Bagi Fotografer Pemula

Fotografi belakangan ini menjadi hobi baru yang digandrungi oleh berbagai kalangan mulai dari remaja hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Media sosial dan hadirnya ponsel pintar (smartphone) turut andil dalam perkembangan popularitas fotografi saat ini. Nampaknya fotografi telah melekat sebagai salah satu atribut "keren" bagi siapapun yang mahir di dalamnya. Bahkan para fotografer seperti tidak memiliki limitasi untuk terus menghasilkan karya terbaik versi mereka.
Lalu bagaimana menciptakan sebuah karya apik sehingga dapat dinikmati? Apakah strategi yang perlu dimiliki utamanya bagi fotografer pemula agar bidikannya indah dan bermakna? Memang nampaknya fotografi hanya tentang keahlian membidik objek menggunakan lensa, namun ternyata lebih dari itu. Menggeluti fotografi memerlukan komitmen yang kuat tanpa keterpaksaan untuk terus belajar.
Pertama dan paling utama yang perlu dipahami adalah pakem dari ilmu foto beserta tekniknya. Memperbanyak riset dan refrensi foto (hasil jepretan fotografer ahli bisa melalui website foto, artikel, youtube, pinterest) itu penting sebagai gambaran nantinya akan memotret apa dan bagaimana.
Baca Lainnya :
- Komunitas IC4RD, Wadah Edukasi Orangtua dengan Anak Berpenyakit Langka0
- Bereskan Tumpukan Mobil, Ini Karya Komunitas Otomotif0
- Komunitas 1001 Buku, \'Memulung\' Buku sambil Menyebarkan Ilmu0
- 3 Manfaat Donor Darah, Juga Menghilangkan Stres 0
Karena fotografi memiliki banyak genre, mendalami satu genre yang paling disukai akan memudahkan proses belajar fotografer pemula. Teknik dasar yang perlu dikuasai fotografer adalah segitiga exposure, komposisi, dan pencahayaan (lighting). Ketiga komponen ini adalah prasyarat menghasilkan foto yang bagus. Sehingga catatan penting untuk memulai fotografi adalah tahu ilmu fotografi, perbanyak riset, dan genre apa yang akan didalami nantinya.
Setelah memahami ilmu dan tekniknya, seorang fotografer harus mengenal dan paham cara menggunakan kamera. Tidak perlu memaksakan untuk membeli kamera mahal dengan fitur canggih hanya karena mengikuti trend dan prestige. Hal yang lebih penting adalah menguasai semua tombol di kamera, paham fungsinya, dan tahu bagaimana menggunakannya.
Berbekal riset yang telah dilakukan sebelumnya, segitiga exposure adalah teknik dasar yang harus dikuasai. Segitiga exposure berisi tiga elemen dasar yaitu aperture, shutter speed, dan ISO yang ketiganya saling berkaitan untuk mempengaruhi cahaya yang ditangkap oleh lensa. Maka dari itu bagian penting pertama yang harus dikuasai oleh fotografer adalah tombol aperture, shutter speed, dan ISO.
Mengubah salah satu dari tiga elemen segitiga exposure akan mempengaruhi elemen lainnya, sehingga perlu banyak memotret agar sensitivitas mata terlatih dengan melihat hasil bidikan kamera menggunakan kombinasi aperture, shutter speed, dan ISO yang berbeda.
Memiliki teman diskusi juga penting. Sebagai pendatang baru, tentunya saran dan masukan sangat perlu sehingga belajar fotografi menjadi terarah. Jika tidak terbiasa dengan komunitas yang besar, maka bisa dengan beberapa orang saja.
Berkumpul dengan sesama fotografer akan membantu untuk mengevaluasi kekurangan hasil foto sebelumnya dan mendapat feedback untuk perbaikan. Teman diskusi juga penting untuk membantu menuangkan ide-ide yang ada. Foto yang baik dan bisa dinikmati tidak lahir dari proses yang instan, oleh sebab itu butuh komitmen yang kuat untuk terus belajar, berlatih, dan mengevaluasi setiap hasil foto.[]