- Operasi Pencarian Sriwijaya Air SJ-182 Resmi Dihentikan
- Uang Pensiun PNS Bakal Lebih Besar, Ini Bocorannya
- Pelaku Pelecehan Seksual kepada Istri Isa Bajaj Terancam 10 Tahun Penjara
- Biden Resmi Menjabat, RI Berharap Hubungan dengan AS Menguat
- Jadi Kapolri, Listyo Sigit Diyakini Langsung Bergerak Cari Kabareskrim Baru
- Rencana Listyo Sigit Hapus Tilang di Jalan Mendapat Respons Positif
- Muncikari Penjual Janda secara Online Diringkus di Banyuwangi
- Keponakan Luhut Calon Kuat Bos SWF Dana Abadi RI
- 3 Petinggi Sunda Empire Tetap Divonis 2 Tahun Penjara
- Dalami Suap Proyek di Indramayu, KPK Panggil 4 Legislator Jawa Barat
- Dugaan Korupsi di PG Djatiroto PTPN XI Jember Masuk Tahap Penyidikan
- MAKI Lacak Harun Masiku di Dua Negara, Minta KPK Terbitkan Red Notice
- BMKG Sebut Gempa Dahsyat Sulut 7,1 SR Akibat Subduksi Lempeng Filipina
- Klarifikasi Kasus Pencemaran Nama Baik, 1 Wartawan Dipanggil Ditreskrimum Polda Jabar
- 25 Tapping Box Dipasang di Rumah Makan dan Restoran, Hindari Kebocoran Pajak
88 Persen Berisiko Rendah, RK Klaim Jabar Nihil Zona Merah

BANDUNG, --Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan daerahnya tidak memiliki zona merah Covid-19 dan sekaligus mempunyai zona dengan risiko rendah Virus Corona terbanyak se-Indonesia.
"Daerah di Jawa Barat tidak ada yang masuk zona merah (Covid-19)," kata Emil, sapaan akrabya, di Cirebon, Rabu (5/8) dikutip dari Antara.
Ketiadaan zona merah ini, lanjutnya, harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan secara terus-menerus. Selain itu, perlu ada kewaspadaan bagi warga yang berpergian ke daerah lain, terutama daerah yang sudah masuk zona merah.
Baca Lainnya :
- Polri Tukar 2 Buron WNI di AS dengan Pelaku Video Porno Bali0
- Jokowi Terbitkan Inpres Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan0
- Pemerintah Akan Beri Bantuan pada Karyawan dengan Upah di Bawah Rp 5 Juta 0
- Validasi AAL, Seklem AAL Dijabat Pati TNI AL Bintang Satu0
- Kasad: 86,8 Persen Pasien di Secapa Sudah Negatif0
"Mayoritas daerah di Jabar itu zona risiko rendah tertinggi di Indonesia yaitu mencapai 88 persen," tuturnya.
Untuk itu lanjut Kang Emil, dalam beberapa hari ke depan sektor pendidikan di Jawa Barat, terutama Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan yang berada di daerah zona hijau, bisa kembali dibuka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
"Sektor pendidikan perlahan mulai kita buka kembali, namun tentunya harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat," katanya.
Infografis Istilah-istilah Corona Baru dari Menteri TerawanFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian
Pada kesempatan itu, pihaknya pun meminta Pemkab dan Pemkot Cirebon untuk terus mengejar capaian tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 minimal bagi 1 persen dari jumlah penduduk.
"Pengetesan tes usap harus terus dilakukan untuk mengejar target minimal 1 persen dari jumlah penduduk," ujarnya.
Hal itu diharapkan bisa semakin memetakan kasus Covid-19. Sehingga, pelacakan serta penanganan kasus di daerah pun semakin mudah.
"Untuk tes usap juga harus menyasar ODP dan PDP yang merupakan istilah lama, dan itu harus diselesaikan terlebih dahulu," ujarnya.
Zona merah sendiri berarti daerah tersebut berisiko tinggi karena penyebaran virus tidak terkendali. Status yang lebih rendah ialah berturut-turut zona jingga atau risiko sedang.
Zona kuning atau risiko rendah dengan penyebaran terkendali meski ada kemungkinan transmisi, serta zona hijau yang tak terdampak meski ada risiko penularan.
Infografis Daerah Kasus Tertinggi dan Terendah CoronaFoto: Infografis Daerah Kasus Tertinggi dan Terendah Corona
Dikutip dari situs pikobar.jabarprov.go.id, Rabu (5/8) pukul 14.29 WIB, total kasus positif di Jabar mencapai 6.787 orang. Sebanyak 2.361 orang di antaranya masih aktif alias belum sembuh, 4.210 sudah sembuh, dan 216 lainnya meninggal.
Kota Bekasi menjadi daerah di Jabar yang memiliki kasus positif yang masih aktif terbanyak, yakni 602 orang. Kota Depok ada di urutan kedua dengan 337 orang, menyusul kemudian Kabupaten Bogor 307 orang. Meski begitu, ada 345 orang positif aktif yang daerahnya belum teridentifikasi.[]