- BBPLK Bandung Targetkan Minimal 70 Persen Peserta Pelatihan Terserap oleh Industri
- Kejati Banten Usut Dugaan Penyunatan Dana Hibah Ponpes Rp 117 Miliar
- Proyek Bersama Korsel-Indonesia, Jet Tempur KF-21 Resmi Meluncur
- Tak Pernah Digaji Majikan 18 Tahun, PMI Kabupaten Bandung Diungsikan ke KJRI Jeddah
- Siswa Antusias Mengikuti Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Di Majalengka
- Buruh di Karawang Polisikan Bos WN Jepang Atas Dugaan Penganiayaan
- 5 Pintu Gerbang Utama Jawa Barat Ini Dijaga Ketat, Pasca Mudik Dilarang
- Ridwan Kamil Lantik Dedi Taufik Jadi Penjabat Bupati Bandung
- Cegah Sahur On The Road, Disdik Jabar Arahkan Pelajar SMA Ikut Pesantren Kilat
- Sakit Hati Ditinggal Menikah, Ayah Kandung Culik Dan Siksa Anaknya
- 1 Buronan Terduga Teroris Jakarta Serahkan Diri ke Polisi
- 3 Gadis Cantik Warga Negara Uzbekistan Dijajakan di Bali
- Petugas Damkar Depok Bongkar Dugaan Korupsi di Tempatnya Bekerja
- Kota Bandung Bakal Gelar Sekolah Tatap Muka Bagi Siswa SD dan SMP
- BLT UMKM Rp1,2 Juta Tetap Disalurkan di Bulan Puasa
IDI: Kematian Nakes RI Tertinggi ke-5 di Dunia

JAKARTA,--Data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengungkapkan 504 tenaga medis di Indonesia meninggal dunia akibat terpapar virus corona (covid-19), dengan rincian 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, dan 10 tenaga lab medik.
IDI menyebut Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama kematian tenaga medis di Asia, dan lima besar di seluruh di dunia.
"Bahkan, sepanjang bulan Desember 2020 tercatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19. Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi," kata Ketua Tim Mitigasi PD IDI Adib Khumaidi melalui keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (2/1).
Baca Lainnya :
- Carla Yules, Sang Pemenang Miss Indonesia 20200
- Kecantikan Juria Hartman Dipuji Roy Marten0
- PWI Tolak Pasal –Pasal Kewenagan Pemerintah Beri Sangsi Kepada Pers0
- Erick Thohir Bakal Rombak Direksi BUMN Sepanjang 20200
- DJSN Ingatkan Peralihan Program Pensiun Taspen-Asabri ke BPJS0
Adib membeberkan dokter yang gugur terdiri atas 101 dokter umum, dan 131 dokter spesialis, serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah atau Provinsi dan 102 IDI Cabang atau Kabupaten/Kota.
Provinsi yang menyumbang kematian dokter terbanyak adalah Jawa Timur dengan 46 kasus kematian dokter, DKI Jakarta 37 kasus kematian, dan Jawa Tengah 31 kematian dokter dalam 10 bulan pandemi covid-19 di tanah air.
Adib menjelaskan data tersebut juga dielaborasi melalui rekan sejawat yakni Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), yang merupakan kumulatif data kematian akibat covid-19 dari Maret hingga akhir Desember 2020.
Adib juga menyebut kenaikan jumlah kematian tenaga kesehatan ini merupakan imbas aktivitas beberapa bulan terakhir, seperti Pilkada dan libur panjang.
"Salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini seperti berlibur, Pilkada, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah," terangnya.
Oleh sebab itu, Adib kembali mengingatkan kepada masyarakat bahwa langkah yang dapat menekan transmisi penularan virus corona adalah dari masyarakat.
Ia pun meminta agar masyarakat lebih patuh terhadap protokol kesehatan, meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Adib pun menuturkan, bila masyarakat memakai masker maka perlindungan terhadap virus mencapai 85 persen, bila menjaga jarak mencapai 90 persen, dan apabila mencuci tangan keamanan dari virus mencapai 80 persen.
Tak hanya itu, ia juga meminta pemerintah terus meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T).
"Selain itu, kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan alat pelindung diri bagi para tenaga medis dan kesehatan," ungkapnya.[]