- Guru Rizieq, Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf Meninggal
- Polisi Imbau Pelayat Ali bin Assegaf Tak Buat Kerumunan
- Eggi Sudjana Somasi Wamenkumham soal Pidana Penolak Vaksin
- Menantu Rizieq Diperiksa Jadi Tersangka Kasus Tes Swab
- Mbak You Akan Dipolisikan Terkait Ramalan soal Jokowi
- Raffi Ahmad Jalani Sidang Perdana 27 Januari di PN Depok
- Kemenkes: Sertifikat Vaksin Jadi Syarat Jalan Belum Final
- Jokowi Teken Perpres Penanggulangan Ekstremisme-Terorisme
- Barang Mewah Edhy Prabowo di Sita KPK Lagi
- Dua Sopir Ekspedisi Gelapkan 171 Unit Sepeda Gunung Ditangkap
- KPK Cari Tahu Proses Pengadaan Bansos Corona, Periksa Sekjen Kemensos
- Kemnaker Kerahkan Mobil Pelatihan Kerja Salurkan Bantuan Gempa Sulbar
- 24 Pegawai Positif COVID-19, Gedung DPRD Jabar Bakal Lockdown Lagi?
- Mayat Mahasiswa Telkom University Dua Hari Disimpan Dukun Pembunuh
- Sertijab Sekda Bartim, dari Pejabat Lama Leonard S Ampung dengan Pejabat Baru Panahan Mohtar
Soal Pemberian Vaksin Corona: Yang Bayar Duluan, Yang Gratisan Belakangan

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mempersiapkan dua tipe vaksin corona. Kedua tipe tersebut adalah vaksin berbayar atau mandiri dan vaksin gratisan atau bantuan pemerintah.
Namun demikian, Menteri BUMN Erick Thohir mengingatkan agar masyarakat atau pihak-pihak tertentu untuk tidak membenturkan antara vaksin berbayar dan vaksin gratisan."Saya tentu tidak mau nanti dibenturkan vaksin bantuan pemerintah. Karena itu tentu kami pasti terlibat. Tapi hari ini kita fokus yang mandiri dulu," ujar Erick dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Rabu (18/11/2020).
Vaksin mandiri dan bantuan pemerintah merupakan vaksin Sinovac yang berasal dari China yang sedang dalam uji klinis di Indonesia. Dan vaksin Covax yang merupakan hasil kerja sama pemerintah dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Lainnya :
- Desa Jambar Terus Membangun0
- PAI Gelar Bimtek : Tingkatkan Profesionalisme Advokat.0
- Tingkatkan Profesionalisme Advokat, PAI Gelar Bimtek0
- Mengenang Berdirinya Tugu PWI0
- Mengawal Keberlangsungan Pers Indonesia0
Erick menyebut, dalam proses vaksinasi pihaknya akan menggandeng dua BUMN yakni PT Biofarma (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero), TNI, Polri, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Kerja sama ini untuk membangun satu sistem yang untuk mengawal proses vaksinasi yang nantinya dilakukan dalam waktu dekat ini. Di mana, salah satu tugas sistem tersebut melakukan kode batang (barkot). "Kami sedang mempersiapkan satu sistem yang di mana sistem ini akan dipaparkan hari ini, tidak lain untuk mendukung vaksin mandiri dan vaksin bantuan pemerintah," ujar Erick. Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kandidat vaksin pertama yang akan digunakan untuk vaksinasi mandiri adalah Sinovac. Selain Sinovac, Indonesia juga menjadikan kandidat vaksin asal Amerika Serikat (AS) yaitu Novavax sebagai kandidat vaksin mandiri di Indonesia. Dosis yang ditargetkan dari Novavax sendiri sebanyak 30 juta dosis. Pemerintah juga menyiapkan vaksin Merah Putih yang diproduksi di dalam negeri untuk menjadi kandidat vaksin yang digunakan dalam vaksinasi mandiri. Sebanyak 57,6 juta dosis ditargetkan akan dipenuhi vaksin merah putih lada kuartal ketiga 2021.[]