Breaking News
- BBPLK Bandung Targetkan Minimal 70 Persen Peserta Pelatihan Terserap oleh Industri
- Kejati Banten Usut Dugaan Penyunatan Dana Hibah Ponpes Rp 117 Miliar
- Proyek Bersama Korsel-Indonesia, Jet Tempur KF-21 Resmi Meluncur
- Tak Pernah Digaji Majikan 18 Tahun, PMI Kabupaten Bandung Diungsikan ke KJRI Jeddah
- Siswa Antusias Mengikuti Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Di Majalengka
- Buruh di Karawang Polisikan Bos WN Jepang Atas Dugaan Penganiayaan
- 5 Pintu Gerbang Utama Jawa Barat Ini Dijaga Ketat, Pasca Mudik Dilarang
- Ridwan Kamil Lantik Dedi Taufik Jadi Penjabat Bupati Bandung
- Cegah Sahur On The Road, Disdik Jabar Arahkan Pelajar SMA Ikut Pesantren Kilat
- Sakit Hati Ditinggal Menikah, Ayah Kandung Culik Dan Siksa Anaknya
- 1 Buronan Terduga Teroris Jakarta Serahkan Diri ke Polisi
- 3 Gadis Cantik Warga Negara Uzbekistan Dijajakan di Bali
- Petugas Damkar Depok Bongkar Dugaan Korupsi di Tempatnya Bekerja
- Kota Bandung Bakal Gelar Sekolah Tatap Muka Bagi Siswa SD dan SMP
- BLT UMKM Rp1,2 Juta Tetap Disalurkan di Bulan Puasa
Mencegah banjir dengan menyemai awan menggunakan garam
Random Video
TNI AU bersama Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan
modifikasi cuaca untuk menurunkan intensitas hujan di wilayah barat
indonesia. Dengan mengerahkan dua pesawat CN 295 dan Casa 212,
modifikasi cuaca diharapkan bisa mengurai awan yang menyelimuti wilayah
Jabodetabek.
Modifikasi cuaca dilakukan dengan cara menaburkan garam ke awan dengan
menyiapkan 10 Natrium Klorida (NaCl). Proses ini mempercepat awan turun
menjadi hujan, sebelum memasuki wilayah Jabodetabek. Curah hujan yang
tinggi menjadi salah satu faktor utama pemicu bencana banjir di DKI
Jakarta, sehingga faktor ini harus turut diperhatikan dalam penanganan
masalah banjir Jakarta.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Yuyu Sutisna menegaskan, TNI bersama
BPPT akan terus menyiapkan keperluan modifikasi cuaca, sampai keadan
cuaca di indonesia mulai membaik.
Kita akan mengurai awan yang bakal menjadi hujan sebelum masuk ke
daratan ini, sehingga pada saat masuk ke wilayah daratan, awan tersebut
kecil kemungkinan menjadi hujan, ujar Marsekal Yuyu.

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments